Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel Cara Membedakan Batu Akik Asli dan Palsu. Apabila anda belum membaca artikel tersebut disarankan agar anda membacanya terlebih dahulu.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, "batu imitasi adalah batu baik alami maupun sintetis yang diakui sebagai batu jenis lain yang nilainya lebih tinggi." Batu imitasi ini tidak terbatas pada batu sintetis buatan manusia saja tetapi juga batu alami yang dijual dengan nama dagang tertentu yang menyerupai batu jenis lain. Beberapa contohnya adalah kyanite yang dijual dengan sebutan blue sapphire australia. Memang kyanite merupakan batu alami namun jelas pembeli akan kecewa apabila mengetahui bahwa blue sapphire australia miliknya bukanlah blue sapphire sungguhan. Meski demikian, beberapa penggunaan teknik dagang seperti ini sah-sah saja seperti penyebutan "Kecubung Hijau" untuk menyebut parsiolite karena memang parsiolite adalah batu kecubung (amethyst) yang sudah di treatment dengan dipanaskan sehingga berubah warna menjadi hijau. Ada juga penggunaan nama dagang untuk mempermudah konsumen mengenali jenis batu tersebut dengan menyebut batu yang sejenis dan lebih familiar seperti scarlet emerald untuk menyebut bixbite (red berryl) yang memang sangat langka dan mungkin asing di telinga masyarakat dan tentu saja bixbite jauh lebih bernilai dari zamrud atau emerald biasa.
bixbite atau scarlet emerald |
Umumnya, apabila terjadi kasus seperti di atas tentu saja kesalahan ada di tangan konsumen karena tidak mempelajari batu yang ingin dibeli terlebih dahulu. Pedagang batu baik offline maupun online tidak akan bersedia melakukan refund apabila ada complain masalah tersebut. Sebagai pembeli sebaiknya anda mempelajari terlebih dahulu jenis batu akik yang akan anda beli. Beberapa batu alami yang umumnya diimitasikan namanya di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. kyanite, dijual dengan nama blue sapphire australia
2. parsiolite dijual dengan nama kecubung hijau
3. obsidian merah (merah siam) dijual dengan nama padparascha
4. green aventurine, green agate, green chalcedony atau nephrite dijual dengan sebutan zamrud zambia
5. zircon dijual dengan sebutan diamond.
6. obsidian dijual dengan sebutan yaman wulung
7. quartz dijual dengan sebutan kecubung (biasanya ditambahi embel-embel es, air, dll)
Selain batu alami, batu imitasi juga menggunakan batu sintetis. Batu sintetis yang sering dijual dengan klaim alami adalah cubic zirconia, mika, dan kaca. Secara umum ketiga batu ini mudah dibedakan dengan batu alami yang sering diimitasi namun karena banyaknya batu dengan berbagai jenis dan sebutan yang "sesuka hati pedagang" maka batu-batu imitasi ini pun semakin mudah untuk dijual sebagai batu alami dengan melabelinya dengan nama-nama yang tidak umum digunakan untuk sebutan batu alami. Jadi saran saya apabila ada pedagang yang menjual batu dengan nama yang tidak umum sebaiknya dihindari karena sering menjadi modus penipuan baik jual batu imitasi ataupun jual batu biasa dengan harga yang terlalu mahal.
Batu imitasi cubic zirconia sangat mudah dibedakan dengan batu alami karena kilaunya yang terlalu "ngejreng". cubic zirconia putih akan membiaskan pantulan cahaya menyerupai warna pelangi di bagian dalam batu. Berbeda dengan warna pelangi kalimaya, pantulan warna pelangi cubic zirconia lebih pendek dan samar karena hanya pantulan, bukan warna asli batu. cubic zirconia selain warna putih akan memantulakn cahaya silver di bagian dalam batu. Untuk melihat pantulan sinar berwarna pelangi atau silver ini bisa dengan membolak-balik batu cubic zirconia di tempat yang terang sampai terlihat pantulan cahaya dari dalam batu. Pantulan cahaya ini mirip dengan pantulan cahaya dari berlian namun cubic zirconia akan terasa lebih ringan dari berlian.
cubic zirconia memantulakan warna pelangi |
Batu imitasi selanjutnya adalah mika atau plastik. ini yang paling mudah dibedakan karena umumnya pinggirnya tidak tajam sehingga cenderung licin saat dipegang. Tidak ada serat apapun di dalam batu, Terlalu ringan untuk batu seukuran mika tersebut dan banyak lagi ciri-ciri lain yang bisa membedakan mika dengan batu. Karena mika gampang tergores, umumnya memang warnanya tidak cemerlang dan tidak cerah dibanding batu alami.
Demikian artikel mengenai batu imitasi ini dan saya akui masih banyak kekurangan pada artikel ini. Postingan selanjutnya, saya berencana membahas tentang batu sintetis namun karena banyak jenis batu sintetis, maka akan di bahas satu per satu. Semoga artikel ini membantu.
Posting Komentar