blue safir sintetis
Safir dan ruby sebenarnya masih satu keuarga corundum atau bahasa kimianya alumunium oksida (Al2O3). Perbedaan keduanya hanya soal warna saja, ruby atau mirah delima berwarna merah tua atau merah darah hingga merah keunguan sedangkan safir berwarna selain itu. Di indonesia sendiri, jenis safir yang terkenal yaitu blue safir, yaqut (yellow safir), star safir dan padparascha (pink safir). Jenis ruby yang terkena di Indonesia yaitu pigeon blood ruby dan ruby star. Ruby dan safir memiliki indeks refraksi antara 1.76 sampai 1.78 dan tingkat kekerasan di angka 9 skala Mohs.

Ruby dan safir sintetis sudah lama dikenal di dunia. Tingkat kekerasannya yang tinggi membuat orang-orang tertarik untuk membuat safir sintetis sebagai pengganti kaca. Safir lebih sulit untuk tergores ataupun pecah dibandingkan kaca biasa. safir sintetis sudah dikenal sejak lama sebagai kaca jam tangan dan berbagai keperluan industri lainnya. Semakin majunya tingkat teknologi telah membuat safir sintetis semakin mudah dibuat di laboratorium akibatnya produksi safir sintetis menjadi sangat banyak sedangkan industri tidak cukup lagi menampung safir sintetis yang ada. Akibatnya, sekarang ini safir sintetis mulai merambah di dunia perhiasan.

Safir dan ruby sintetis memiliki karakteristik yang sama persis dengan safir dan ruby alami karena memang di buat menggunakan bahan yang sama yaitu alumunium oksida. Safir dan ruby sintetis memiiki refraktif indeks dan tingkat kekerasan yang sama dengan safir dan ruby alami. Karena karakteristik yang sama, maka alat pengukur tingkat kekerasan tidak berguna untuk membedakan batu safir alami dan sintetis. Refraktometer atau alat untuk mengukur indeks refraksi sedikit berguna namun butuh ketelitian yang sangat tinggi. Masalahnya adalah refraktometer tidak dimiliki oleh sembarang orang dan jujur saya sendiri juga tidak tahu cara penggunaanya.

Salah satu ciri safir dan ruby sintetis terlihat lebih sempurna dari safir dan ruby alami karena di alam, safir dan ruby yang sempurna sangatlah langka dan kalau memang ada memiliki harga yang tidak murah. Safir putih Ceylon sempurna yang alami dengan heat treatment berkisar di harga Rp 500.000 per carat dan yang untreated Rp 1.000.000 per carat. Itu baru yang putihnya sedangkan yang blue safir harganya bisa 2-3 kali lipat dan ruby sendiri harganya bisa 10 kali lipat harga white safir. Bandingkan dengan harga king safir (blue safir sintetis) yang berkisar di angka Rp 10.000 per carat. Dari perbedaan harga di pasar mungkin kita sudah bisa memprediksi apakah batu safir dan ruby kita alami atau sintetis.

Meski perbedaan harga yang mencolok dalam kondisi normal, kadang saya menemukan juga pedagang yang menjual blue safir alami dengan harga yang sangat-sangat murah. Saya pernah membeli Rp 50.000 untuk ukuran 0.5 carat. Pedagang ini menjual blue safir dengan sangat murah karena dia sama sekali tidak paham soal batu. Safir itu sudah saya jual dengan harga Rp 300.000. Cukup menguntungkan jika kita bisa menemukan pedagang seperti ini dan bisa membedakan batu alami dan sintetis. Selain dari harga dan tampilan, hal yang bisa dijadikan pedoman untuk membedakan batu safir alami dan sintetis adalah melalui seratnya. perhatikan gambar di bawah.
serat safir sintetis
serat safir alami
safir star alami untreated
Ketiga gambar di atas menunjukkan perbedaan serat dari safir sintetis, safir alami dari myanmar dan safir alami dari Ceylon. Pada gambar pertama terlihat jelas gelembung di dalam batu blue safir sintetis. Pada gambar kedua ada serat berupa bintik-bintik berwarna hitam, bintik ini adalah mineral-mineral yang ikut terperangkap di dalam batu safir alami saat pembentukannya. Safir sintetis cenderung lebih sempurna, selain serat berbentuk gelembung, hampir tidak ada serat lagi di dalam batu tersebut. Pada gambar ke tiga, terlihat serat berbentuk garis lurus yang merupakan ciri khas safir Ceylon garis itu merupakan lapisan terbentuknya batuan secara perlahan-lahan di alam. Pada safir sintetis, garis tersebut cenderung berbentuk melengkung karena pembentukan batuan yang sangat cepat. 

Ada satu cara lagi untuk membedakan batu safir alami dan sintetis yaitu dengan mencelupkannya di cairan yang memiliki indeks refraksi yang sama dengan safir dan ruby dan kemudian di beri cahaya remang-remang. Mayoritas safir dan ruby sintetis sebenarnya adalah safir putih bening yang diberi lapisan pewarna. Apabila dicelupkan di cairan yang memiliki indeks refraksi yang sama dengan safir dan ruby dan kemudian di beri cahaya remang-remang maka akan terlihat jelas bahwa warna biru pada blue safir sintetis atau warna merah pada ruby sintetis akan terlihat hanya terkumpul di bagian yang tebal sedangan safir dan ruby alami, warnanya akan merata di seluruh batu.

Jenis batu safir dan ruby star juga memiliki sintetisnya yaitu american star. American star adalah safir atau ruby sintetis yang diprodusi di lab, biasanya star nya dibuat sempurna. Warnanya pun cenderung lebih pudar dan terlihat seperti terbuat dari manik-manik daripada batu. Perhatikan gambar di bawah.
american star
ruby star alami treated
star safir alami untreated
Pada gambar di atas terlihat bahwa american star memiliki star yang lebih sempurna dibanding ruby star dan safir star. Di permukaan batu itu sendiri, terlihat tanpa ada bercak ataupun serat yang mengindikasikan alami. Pada gambar ruby star, terlihat serat-serat berupa garis berwarna putih. Pada safir star, serat juga tidak terlihat namun star yang ada cenderung kurang sempurna. Perbedaan lain, jika di angkat american star cenderung lebih ringan dari batu alami.

Satu lagi jenis safir atau ruby sintetis yaitu safir atau ruby douplet. Batu douplet adalah penggabungan antara batu alami dengan kaca. Biasanya bagian atasnya adalah batu alami dan bagian bawahnya adalah kaca. Apabila sudah di pasang di cincin, sangat sulit untuk dibedakan karena bagian kacanya tidak terlihat lagi.
safir douplet
Gambar di atas menunjukkan bagaimana safir douplet tersebut. Bagian atasnya safir dan bagian bawahnya kaca. Cara membedakannya dengan batu alami adalah dengan memperhatikan setiap detail batu yang akan dibeli apabila ada garis seperti pada gambar di atas, mungkin saja itu adalah batu douplet. Pada batu douplet, biasanya bagian yang terbuat dari kaca akan memiliki gelembung sedangkan pada bagian yang alami tidak.

Demikian artikel tentang batu safir dan ruby sintetis ini. Saya akui masih terdapat banyak kekurangan pada artikel ini namun akan terus saya perbaiki kualitasnya. Semoga artikel ini bermanfaat dan terima kasih.
1 komentar
Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel Cara Membedakan Batu Akik Asli dan Palsu. Apabila anda belum membaca artikel tersebut disarankan agar anda membacanya terlebih dahulu.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, "batu imitasi adalah batu baik alami maupun sintetis yang diakui sebagai batu jenis lain yang nilainya lebih tinggi." Batu imitasi ini tidak terbatas pada batu sintetis buatan manusia saja tetapi juga batu alami yang dijual dengan nama dagang tertentu yang menyerupai batu jenis lain. Beberapa contohnya adalah kyanite yang dijual dengan sebutan blue sapphire australia. Memang kyanite merupakan batu alami namun jelas pembeli akan kecewa apabila mengetahui bahwa blue sapphire australia miliknya bukanlah blue sapphire sungguhan. Meski demikian, beberapa penggunaan teknik dagang seperti ini sah-sah saja seperti penyebutan "Kecubung Hijau" untuk menyebut parsiolite karena memang parsiolite adalah batu kecubung (amethyst) yang sudah di treatment dengan dipanaskan sehingga berubah warna menjadi hijau. Ada juga penggunaan nama dagang untuk mempermudah konsumen mengenali jenis batu tersebut dengan menyebut batu yang sejenis dan lebih familiar seperti scarlet emerald untuk menyebut bixbite (red berryl) yang memang sangat langka dan mungkin asing di telinga masyarakat dan tentu saja bixbite jauh lebih bernilai dari zamrud atau emerald biasa.
bixbite atau scarlet emerald
Umumnya, apabila terjadi kasus seperti di atas tentu saja kesalahan ada di tangan konsumen karena tidak mempelajari batu yang ingin dibeli terlebih dahulu. Pedagang batu baik offline maupun online tidak akan bersedia melakukan refund apabila ada complain masalah tersebut. Sebagai pembeli sebaiknya anda mempelajari terlebih dahulu jenis batu akik yang akan anda beli. Beberapa batu alami yang umumnya diimitasikan namanya di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. kyanite, dijual dengan nama blue sapphire australia 
2. parsiolite dijual dengan nama kecubung hijau
3. obsidian merah (merah siam) dijual dengan nama padparascha
4. green aventurine, green agategreen chalcedony atau nephrite dijual dengan sebutan zamrud zambia
5. zircon dijual dengan sebutan diamond.
6. obsidian dijual dengan sebutan yaman wulung
7. quartz dijual dengan sebutan kecubung (biasanya ditambahi embel-embel es, air, dll)

Selain batu alami, batu imitasi juga menggunakan batu sintetis. Batu sintetis yang sering dijual dengan klaim alami adalah cubic zirconia, mika, dan kaca. Secara umum ketiga batu ini mudah dibedakan dengan batu alami yang sering diimitasi namun karena banyaknya batu dengan berbagai jenis dan sebutan yang "sesuka hati pedagang" maka batu-batu imitasi ini pun semakin mudah untuk dijual sebagai batu alami dengan melabelinya dengan nama-nama yang tidak umum digunakan untuk sebutan batu alami. Jadi saran saya apabila ada pedagang yang menjual batu dengan nama yang tidak umum sebaiknya dihindari karena sering menjadi modus penipuan baik jual batu imitasi ataupun jual batu biasa dengan harga yang terlalu mahal.

Batu imitasi cubic zirconia sangat mudah dibedakan dengan batu alami karena kilaunya yang terlalu "ngejreng". cubic zirconia putih akan membiaskan pantulan cahaya menyerupai warna pelangi di bagian dalam batu. Berbeda dengan warna pelangi kalimaya, pantulan warna pelangi cubic zirconia lebih pendek dan samar karena hanya pantulan, bukan warna asli batu. cubic zirconia selain warna putih akan memantulakn cahaya silver di bagian dalam batu. Untuk melihat pantulan sinar berwarna pelangi atau silver ini bisa dengan membolak-balik batu cubic zirconia di tempat yang terang sampai terlihat pantulan cahaya dari dalam batu. Pantulan cahaya ini mirip dengan pantulan cahaya dari berlian namun cubic zirconia akan terasa lebih ringan dari berlian.
cubic zirconia memantulakan warna pelangi
Batu imitasi kaca merupakan batu yang sering dipalsukan sebagai obsidian karena komponen kristal pembentuk obsidian memang kaca. Berbeda dengan kaca obsidian, kaca buatan manusia biasanya terlihat lebih sempurna dengan sedikit atau bahkan tidak ada cacat samasekali. obsidian di alam pasti memiliki cacat jadi apabila ada obsidian yang benar-benar tanpa cacat atau tanpa serat, waspada lah. Selain dari serat, kaca buatan manusia biasanya meninggalkan bekas lelehan apabila masih dalam bentuk bongkahan karena memang umumnya dibuat dengan dilelehkan. Bekas lelehan tersebut sering terlihat jelas di pinggir batu. Obsidian yang asli di bagian pinggirnya tidak rata dan apabila sudah dihaluskan terlihat bekas potongan bukan lelehan. Cara yang paling ampuh untuk membedakan kaca dan obsidian adalah bahwa sebenarnya jarang ada obsidian berwarna-warni dan bening. Obsidian umumnya terbentuk berwarna gelap atau berwarna keruh meskipun bisa juga berwarna-warni dan bening namun cukup langka. Jadi batu obsidian apa yang sering dijual di pinggir jalan? Ya! Kaca meski tidak semua, silahkan buktikan sendiri, kalau saya sih udah kenyang ketipu. Inilah alasan saya tidak mengungkapkan cara membedakan kaca dengan obsidian pada postingan sebelumnya karena sensitif, sama saja saya menuduh banyak orang sebagai penipu namun kebenaran harus diungkap demi menyelamatkan batu alami Indonesia.

Batu imitasi selanjutnya adalah mika atau plastik. ini yang paling mudah dibedakan karena umumnya pinggirnya tidak tajam sehingga cenderung licin saat dipegang. Tidak ada serat apapun di dalam batu, Terlalu ringan untuk batu seukuran mika tersebut dan banyak lagi ciri-ciri lain yang bisa membedakan mika dengan batu. Karena mika gampang tergores, umumnya memang warnanya tidak cemerlang dan tidak cerah dibanding batu alami.

Demikian artikel mengenai batu imitasi ini dan saya akui masih banyak kekurangan pada artikel ini. Postingan selanjutnya, saya berencana membahas tentang batu sintetis namun karena banyak jenis batu sintetis, maka akan di bahas satu per satu. Semoga artikel ini membantu.

0 komentar