Sesuai dengan tujuan awal blog ini dibuat yaitu untuk meningkatkan dan mengembalikan nilai batuan alami Indonesia, hal yang pertama ingin saya share adalah mengenai cara membedakan batu asli atau palsu. Mungkin pembaca pernah membaca cara membedakan batu asli dan palsu dari sumber lain tetapi saya sendiri justru jengkel dengan banyaknya sumber sesat cara membedakan batu asli dan palsu. Beberapa sumber mengatakan kalau batu asli bisa menangkap air, ada yang mengatakan batu asli dingin bila ditempel ke pipi, ada yang bilang batu asli ada seratnya yang palsu tidak, batu asli lebih berat dan sebagainya. Memang tidak semuanya salah namun seringkali pemahamannya yang salah. Pemahaman yang salah inilah yang sering membuat orang tertipu, batu asli dibilang palsu dan palsu dibilang asli.

Sebelum dibahas lebih lanjut, kita samakan persepsi dulu mengenai apa itu batu asli dan apa itu batu palsu versi blog ini. Secara umum, batu berdasarkan tingkat keasliannya, dapat dikategorikan menjadi:

1. Batu Alami Untreated, adalah jenis batu akik yang benar-benar asli. Tidak ada treatment atau upaya apapun untuk mengubah warna maupun kejernihan batu tersebut. Batu tersebut diambil dari tambang, di potong dan diasah tanpa tambahan pemanasan, zat kimia maupun teknik treatment tertentu. Apabila anda memiliki sertifikat gemstone, comment pada batu ini biasanya NTE atau NTD dan memiliki nilai yang jauh lebih tinggi dari batu natural treatment.
white safir alami
2. Batu Alami Treated atau bahasa kerennya batu masakan, adalah jenis batu akik yang sudah mengalami tindakan untuk mencerahkan warna, menghilangkan serat ataupun memperjernih batu dengan tujuan agar kualitas batu tersebut meningkat secara fisik. Treatment ini ada yang diakui oleh para peneliti gem lab sebagai treatment yang wajar maupun treatment yang dianggap keterlaluan sehingga nilai batu tersebut tetap rendah. Untuk jenis batu treatment akan di bahas lebih lanjut pada artikel yang lain.

3. Batu Sintetis, adalah jenis batu yang dibuat oleh manusia di laboratorium. Batu ini sekilas menyerupai batu natural dengan kualitas yang sangat tinggi namun karena pembuatan batu sintetis umumnya memrlukan biaya yang murah maka batu jenis ini tidak memiliki nilai jual yang tinggi.

4. Batu Imitasi, adalah batu baik alami maupun sintetis yang diakui sebagai batu jenis lain yang nilainya lebih tinggi. Contohnya adalah batu obsidian diakui sebagai padparascha, batu cubic zirconia diakui sebagai berlian atau diamond.

Pada blog ini, batu yang tergolong batu palsu adalah batu sintetis dan Imitasi.

Cara membedakan antara batu alami dengan batu sintetis tidak lah mudah. Lupakan alat tester batu yang kalian miliki karena itu tidak akan berguna. Batu sintetis sebenarnya dibuat dengan bahan pembuat batu alami sehingga memiliki karakteristik yang sama. Karakteristik tersebut adalah tingkat kekerasan, refraktif indeks dan struktur kimia. Satu-satunya cara untuk membedakan batu asli dan batu sintetis adalah dengan melihat serat batu tersebut. Hampir semua batu sintetis memiliki serat berupa gelembung udara baik berukuran kecil (mikroskopis) maupun besar namun perlu diperhatikan bahwa gelembung udara juga mungkin terjadi pada batu alami jenis-jenis tertentu seperti Garnet, Zamrud dan Kecubung (Amethys) kadang juga memiliki serat berbentuk gelembung perbedaannya adalah jumlah dan kerapatan dari gelembung tersebut. Pada batu sintetis, gelembung biasanya berjumlah banyak dan kecil serta rapat. Perlu diperhatikan juga bahwa gelembung udara yang dimaksud adalah gelembung yang berbentuk bulat atau oval dan bukan berbentuk garis, berbentuk seperti bulu atau retakan. Serta perlu diperhatikan juga mengenai warna gelembung udara karena bisa jadi bintik tersebut bukan gelembung udara namun partikel kimia alami batu ataupun zat pewarna tambahan pada batu. Gelembung udara umumnya memantulkan warna silver apabila terkena cahaya atau berwarna bening. Perlu pengalaman pengamatan batu yang cukup untuk bisa melihat dan mengidentifikasi gelembung udara pada batu sintetis.
blue safir sintetis
Ciri lain dari batu sintetis adalah adanya serat berupa garis melengkung yang bersumber dari satu titik. Serat ini biasanya terbentuk pada saat pembuatan lapisan-lapisan batu sintetis. Batu alami tidak memiliki jenis serat seperti ini namun tidak semua batu sintetis menunjukkan jenis serat seperti ini. Batu sintetis yang menunjukkan jenis serat melengkung yang bersumber dari satu titik ini lebih mudah diidentifikasi.

Beberapa batu sintetis sangat menyerupai batu aslinya seperti batu sintetis Alexandrite. Masyarakat awam tidak mungkin mampu membedakan antara batu sintetis Alexandrite karena batu sintetis ini memiliki serat yang menyerupai batu Alexandrite alami yang bahkan ahli gemstone pun kesulitan membedakannya. Hanya jenis batu sintetis Alexandrite yang menunjukkan serat garis melengkung yang bersumber dari satu titik yang masih mungkin di identifikasi oleh masyarakat awam.

Batu sintetis sering dijual dengan nama-nama tambahan seperti King Sapphire, Zamrud Catham, dan Kalimaya India. Nama dagang ini memang dibedakan supaya masyarakat dapat mengetahui bahwa batu tersebut adalah sintetis. Sebenarnya tidak ada larangan jual-beli batu sintetis namun alangkah baiknya jika penjual menjelaskan produknya dengan jujur sehingga pembeli tidak merasa tertipu.

Cara membedakan antara batu asli dan batu imitasi lebih sederhana daripada batu sintetis. Secara umum karakteristik batu alami berbeda jauh dengan batu imitasi karena jenis mineral pembentuknya pun berbeda. Tingkat kekerasan, refraktif indeks dan struktur kimia yang berbeda menyebabkan batu ini bisa diidentifikasi oleh orang yang ahli bahkan hanya dengan melihatnya secara sekilas. Membedakan batu imitasi dan batu alami dapat menggunakan alat bantu seperti hard tester atau dengan membandingkan dengan batu yang asli. Khusus cubic zirconia, batu ini tidak berserat dan kilaunya tampak tidak alami sehingga sangat mudah diidentifikasi. Satu-satunya batu imitasi yang sulit diidentifikasi adalah obsidian dengan kaca. Keduaya sama-sama kaca namun yang satu terbentuk secara alami dan yang satu dibuat oleh manusia tapi ada cara gampang untuk mengidentifikasinya namun karena cara ini sangat sensitif saya tidak akan membagikan caranya di sini.

Beberapa waktu yang lalu ada seseorang yang pamer batu ruby impor ke saya. Katanya harganya puluhan juta rupiah namun batu tersebut terlalu bagus kualitasnya. Sama sekali tidak ada serat di dalamnya bahkan setelah saya lihat dengan perbesaran 60X. Sehingga dengan berat hati saya sampaikan bahwa kemungkinan besar itu batu imitasi dan karena emosi, orang tersebut mencoba membuktikan batunya alami dengan dibakar (sangat tidak dianjurkan untuk mengetes batu alami) dan ternyata batu tersebut meleleh. Alhasil orang tersebut rugi puluhan juta rupiah karena membeli batu imitasi.

Demikianlah artikel cara membedakan batu asli dan palsu ini. Saya akui banyak yang belum saya jelaskan di artikel ini karena keterbatasan yang ada namun saya akan berusaha melengkapinya. Terima kasih dan semoga artikel ini membantu.
0 komentar

Batu mulia Indonesia sesungguhnya ada bermacam-macam namun hanya beberapa saja yang dianggap asli. Bahkan batu mulia yang dianggap asli oleh orang Indonesia cenderung merupakan batu mulia yang tingkat transparansinya adalah translucent atau semi transparant atau butek. Memang batuan tersebut tidak kalah dari segi keindahannya dibanding batu-batu transparan dari luar negeri namun sayang karena sesungguhnya Indonesia juga punya batu mulia yang transparan. Batu transparan dari Indonesia bahkan jauh lebih cantik dari batu transparan luar negeri bahkan inclusions nya tergolong VVS atau sama sekali tidak dapat dilihat oleh mata telanjang dan jumlahnya banyak. Pernah suatu hari seseorang memamerkan ke saya bongkahan batu transparant yang sangat bening dan kilaunya sangat indah namun orang tersebut mengaku tidak ada yang mau membeli batunya karena orang-orang mengira itu adalah kaca.

Berawal dari pengalaman saya tersebut, saya mulai tertarik meneliti batu permata. Bermodalkan cuma digital mikroskop buatan sendiri dan lampu senter, saya mulai meneliti batu-batuan yang saya temukan atau saya beli dari pedagang batu. Banyak sampel saya bandingkan dan amati baik-baik hingga saya mengambil kesimpulan bahwa 90% batu yang saya beli dari pedagang adalah sintetis atau bahkan kaca terutama untuk batu-batu transparan. Akhirnya saya paham mengapa batuan bening dari Indonesia kalah pamor meskipun lebih indah dari batuan luar negeri. Ulah pedagang yang menjual batu sintetis sebagai asli atau natural menyebabkan penggemar batu cenderung skeptis terhadap batuan transparan asli Indonesia.

Hal tersebut patut disayangkan mengingat potensi pendapatan yang cukup besar apabila batuan alami indonesia benar-benar di eksplor dan bahkan mungkin bisa diekspor ke manca negara. Berdasarkan fakta memalukan tersebut akhirnya saya berinisiatif membagikan ilmu tentang batu melalui blog ini supaya kekayaan alam Indonesia terutama batu mulia yang berpotensi besar dapat dimaksimalkan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat pedalaman karena batu-batu alam yang indah berada di wilayah pedalaman.

Semoga ilmu yang saya bagikan dapat bermanfaat bagi pembaca.


0 komentar